Tadi pagi saat matahari mulai tersenyum menampakan diri saya menulis tentang matahari dan ketulusannya menyinari bumi. Sekarang ini saya bersama senja dan saat matahari mulai akan beranjak pergi saya ingin belajar dari bumi yang tetap tenang dan terus memberikan yang terbaik untuk kebutuhan manusia. Bumi menumbuhkan pohon-pohon, rerumputan, memberikan buah-buahan yang nikmat dan menyegarkan dan menghadiahkan bunga-bunga yang indah untuk manusia.
Meskipun tanah itu setiap hari diinjak-injak oleh kaki manusia tetap saja dia memberikan yang terindah untuk manusia. "Dan kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung, serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran" ( al-Hijr:19 ).
Bumi bertasbih kepada Allah, taat akan perintah Allah. Bumi menumbuhkan beraneka macam tumbuhan, adalah bentuk ketaatannya kepada Allah.
Berbeda dengan kebanyakan kita manusia yang sering tidak arif kadang untuk berbuat baik saja harus menunggu orang lain baik dulu. Terkadang cara kita bertindak ditentukan oleh sikap orang lain kepada kita. Padahal kita lah yang bertanggung jawab atas hidup kita, bukan orang lain.
Saya teringat dengan sebuah kisah ada dua orang ibu-ibu yang memasuki toko dan ingin berbelanja. Ternyata pelayan toko sedang badmood sehingga tidak melayani dengan baik, malah terkesan buruk, tidak sopan dengan muka yang asem.
Ibu pertama merasa jengkel atas pelayanan dari pelayan toko tersebut sehingga ibu itu pun tiba-tiba sama menjadi badmood dan wajahnya jadi cemberut. Beda halnya dengan ibu yang kedua cukup mengherankan ibu kedua ini tetap enjoy dan woles bahkan bersikap sopan pada penjualnya.
Ibu pertama merasa heran dan bertanya : "Mengapa ibu bersikap demikian sopan kepada pelayan yang menyebalkan itu?"
Lantas ibu kedua itu menjawab : "kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak?, kitalah penentu atas hidup kita, bukan orang lain."
"Tapi ia melayani kita dengan buruk sekali" bantah ibu pertama.
"Itu masalah dia. kalau dia mau badmood, tidak sopan, melayani dengan buruk dan lain-lain, itu tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan menentukan hidup kita, padahal diri kita yang menentukan dan bertanggung jawab atas diri kita", jelas Ibu kedua.
Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Kalau orang memperlakukan kita buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang buruk juga dan sebaliknya. Kalau orang tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit kepada kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi pelit ketika harus berurusan dengan orang tersebut. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan orang lain.
Kalau perbuatan baik kita adalah murni bentuk ketaatan kita kepada Allah maka tindakan manusia bagaimanapun tidak akan berpengaruh, karena yang hanya ada dipikirannya bagaimana supaya Allah suka, asal Allah ridho. Orang seperti ini sudah menjauh dari pencitraan. Ketika ia berbuat baik atau berprestasi tidak peduli dengan adanya tepuk tangan manusia atau tidak, tidak peduli dengan award yang diberikan manusia, karena ia hanya mengharapkan award dari Allah SWT.
Belajarlah dari bumi dari langit dari bintang-bintang dari segalanya yang semuanya bertasbih kepada Allah dan bekerja hanya karena perintah Allah. "langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun." ( Al-Isra : 44 ).
Terima Kasih..
Terima Kasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar