Selasa, 24 Maret 2015

Senyuman Mentari

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit serta pembinaannya, demi bumi serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. 
(Asy Syams : 1-10)

Tulisan ini bukan tafsiran dari surat As-Syams hanya saja saat saya menulis ini matahari baru menampakan diri seolah ia tersenyum pada saya, padahal matahari tidak tersenyum itu karena perasaan saya saja yang sedang bahagia, hehe.. iya memang begitu kalau hati sedang bahagia apapun terlihat indah siapapun kelihatan menyenangkan, beda lagi ceritanya kalau lagi bete apapun terlihat suram, melihat orang bisik-bisik dikiranya lagi ngomongin, ada orang yang menatap tajam dikiranya benci sama kita, orang sedang tertawa disangkanya ngetawain, ada orang senyum disangkanya tebar pesona, ada orang batuk aja disangkanya ngeledek.

Ternyata alam sekitar tergantung pikiran dan hati, kalau hati dan pikiran indah maka alam sekitar akan terasa romantis akan lebih peka terhadap nikmat Allah. Kicauan burung akan dirasakan seolah-olah ia bernyanyi untuk kita, kehangatan mentari pagi hari menghangatkan hati dan tubuh yang semalam kedinginan.

Kalau hati bersih pikiran jernih hikmah kehidupan pun akan bisa dirasakan apa yang dilihat semua bisa jadi ilmu. Ketika melihat dan merasakan kehangatan matahari disana kita bisa belajar dari matahari yang menyinari dunia tanpa balas jasa yang menyinari manusia tanpa pilih kasih, semua bisa menikmati sinarnya semua bisa memanfaatkan cahayanya.

Ajari hati supaya bisa meniru matahari yang menyinari tanpa pamrih dan tak pilih kasih, ajari hati agar mencintai dan mengasihi tanpa berharap balasan dan tak pilih kasih. Percayalah orang yang senantiasa memberikan kasih sayang dengan tulus tanpa pamrih ia akan selalu dirindukan, kehadirannya bisa menjadi cahaya untuk di sekitarnya.

Sayangi kasihi dengan tulus orang yang ada disekitar bahagiakanlah mereka, kalau belum bisa membuat mereka bahagia jangan membuatnya bersedih, kalau belum bisa membuatnya tersenyum jangan membuatnya menangis pandailah merasa dan ingatlah andai dia adalah kita. Kalau sesekali kita ingin berbohong sama dia bayangkan dan rasakan bagaimana rasanya dibohongi, kalau kita ingin memarahi dia bayangkan dan rasakan bagaimana rasanya dimarahi.

Teringat dengan perkataan Dale Carnegie dalam bukunya The Art of Public Speaking ia mengatakan "Jika kita ingin membimbing atau mempengaruhi orang lain kita harus menyenangkan hati mereka". ini bisa jadi bahan renungan untuk kita sebagai kaka yang tidak disayangi oleh adiknya, guru yang tidak dihormati oleh muridnya, pengurus yang tidak dihargai oleh yang diurusnya, atasan yang tidak dipatuhi oleh bawahannya, dan orang tua yang tidak disukai oleh anaknya.

Semua kembali kepada diri kita. Kalau ingin bahagia jangan mengecewakan orang lain, jangan bermimpi kita bisa bahagia kalau setiap saat yang kita lakukan hanya membuat orang lain kecewa dan sedih. Kalau ingin jadi pribadi yang dicintai belajarlah mencintai menyayangi dan mengasihi orang lain dengan tulus, belajarlah dengan membiasakan hal-hal yang terlihat sederhana tapi sangat berharga seperti senyum dan sapa, membuat orang lain merasa dipentingkan. Belajarlah dari Matahari.

Terima kasih.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar