Selasa, 19 Mei 2015

The Power of Do'a

Tidak ada hal yang yang akan memberikan kedamaian, kebahagiaan dan kekuatan kepada kita selain dari ketaatan kita kepada Allah Tuhan semesta alam. Semua masalah selalu ada solusi dan dari sekian banyak masalah dan sekian banyak solusi, tidak ada solusi yang lebih dahsyat kecuali segalanya kita kembalikan kepada Allah Tuhan semesta alam, karena Dia lah sumber dari segala sumber kekuatan, Dia lah yang mampu memberikan kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki dalam hidup ini.

Saat kita inginkan mobil atau rumah mewah, lalu kemudian kita mendapatkan mobil dan rumah mewah tersebut pasti kita bahagia, tapi bahagianya hanya beberapa bulan saja, dibulan-bulan berikutnya kita akan merasa biasa dengan mobil dan rumah mewah tersebut. Tapi ketika kita mampu merasakan kehadiran Allah dalam hati pada masa sulit atau pun lapang, hati akan tetap tenang. Saat kita memiliki barang-barang berharga maka kita akan menjaga barang-barang tersebut, tapi ketika kita memiliki hati yang di dalamnya  mampu merasakan kehadiran Allah, maka kita yang akan dijaga oleh keyakinan itu.

Orang-orang yang beriman kepada-Nya mengetahui bahwa penangkal segala kecemasan dan kegalauan adalah dengan berserah kepada-Nya, memohon dan meminta pertolongan kepada-Nya karena Dia Sang Maha pencipta yang memiliki kekuatan tak terbatas yang merespon saat diminta. memohon segala sesuatu kepada-Nya yang sering kita ungkapkan lewat lantunan do'a-do'a kita akan memberikan energi yang paling kuat pada diri kita.

Do'a adalah langkah pertama menuju tindakan. Do'a akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Bahkan dalam Hadits dikatan bahwa "“Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi). Do'a adalah solusi dari setiap masalah. Bukan dengan melihat masalahnya lalu memperdebatkan dan membesar-besarkan nya, hal itu hanya akan membuat diri kita terbelenggu oleh masalah. Allah minta kepada kita untuk senantiasa berdo'a dan sabar berserah pada-Nya.

Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdo'a kepada-Ku.". Percayalah dengan do'a-do'a yang kita lantunkan semuanya akan dijawab oleh Allah bahkan Dia akan menjawab lebih dari yang kita pinta, karena yang lebih tahu tentang kebutuhan kita adalah Dia Sang Maha Pencipta.

William james, seorang pelopor psikologi asal Amerika serikat pernah mengungkapkan dalam tulisannya; "Keimanan adalah  salah satu kekuatan yang mendorong manusia hidup, dan ketiadaan keimanan berarti kehancuran."

Terima kasih dan tetaplah berdo'a !

Senin, 18 Mei 2015

Stop Mencela Dosa Orang Lain

Tugas kita dalam hidup ini adalah terus memperbaiki diri dan mengajak orang lain disekitar kita untuk berbuat baik. Mengurusi kejelekan orang lain bahkan sampai menghakiminya itu bukan tugas kita. Kalau diri ini disibukan dengan mengurusi dosa dan kejelekan orang lain terkadang lupa terhadap dosa dan kejelekan diri sendiri. Siapapun yang berbuat maka ia akan dihakimi dengan perbuatannya tersebut, jangan terlalu sibuk mengurusi yang bukan urusan kita, jangan terlalu sibuk memikirkan yang seharusnya tidak kita pikirkan.

Bahkan dalam memberikan nasehat pun harus berhati-hati, luruskan niat, menasehati itu harus dilandasi dengan keikhlasan, ketulusan dan kasih sayang dari dalam hati. Saat nasehat kita diterima dan memberikan dampak yang baik bagi dia yang kita nasehati itu semata-mata karena Allah yang telah membukakan hatinya, jangan pernah merasa hebat karena kita telah memberikan nasehat dan membuat dia berubah dengan nasehat kita.

Dan waspadalah, kita akan diuji dengan apa yang kita nasehatkan. Kalau kita menasehatkan tentang kesabaran maka suatu saat Allah akan menguji kesabaran kita. Nasehatkan tentang pacaran maka suatu saat kita pasti akan diuji dengan hal itu. Ada orang yang dulunya anti pacaran, ia nasehati kiri kanan orang-orang untuk tidak berpacaran, lalu kemudian Allah uji dia dengan yang ia nasehatkan, dan pada akhirnya tidak sedikit yang tidak lulus dengan ujiannya, yang dulunya dia "penasehat" untuk orang pacaran, di kemudian hari ia menjadi "pelakunya".

Yang salah bukan nasehatnya, tapi hati yang terkadang bengkok dalam memberikan nasehat, kadang tercampur dengan kesombongan merasa diri suci, terkadang kita merasa diri sedang menasehati padahal sedang menghakimi, mencela bahkan mencaci. Dan ini harus lebih waspada lagi, benar-benar harus waspada, karena Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang menjelekkan saudaranya dengan dosa (yang pernah diperbuatnya), maka orang tersebut tidak akan mati sebelum melakukan dosa tersebut. (HR. Tirmidzi)"

Berhentilah menjelek-jelekan saudara kita yang berbuat dosa, kita tidak boleh menjelek-jelekkan dia yang berbuat dosa bukan karena siapa dia, tapi karena siapa kita. Mencela tidak akan memberikan kebaikan. "Maukah  kalian aku tunjukan sesuatu, jika kalian mengerjakannya, maka akan timbul rasa saling mencintai diantara kalian. Yaitu sebarkanlah salam (HR. Muslim)". Inti dari kalimat salam adalah do'a.

Yang paling dibutuhkan saudara kita adalah do'a, dan do'a yang baik akan kembali kepada diri kita sendiri. Dan berikan nasehat bila perlu, dengan nasehat yang elegan, nasehat yang timbul dari ketulusan hati yang penuh dengan kasih sayang. Yang paling pas dalam memberikan nasehat adalah berbagi pengalaman dan berbagi ilmu.

Terima Kasih..

Senin, 06 April 2015

Luka Menguatkan

Apa yang kita tanam maka itulah nanti apa yang akan kita petik, kalau kita menanam kebaikan maka nanti kita akan menuai kebaikan. Tapi apa yang kita tuai hari ini belum tentu ia adalah tanaman kita di masa lalu. Kejadian buruk hari ini yang kita rasakan belum tentu itu adalah balasan perbuatan buruk kita dimasa lalu. Karena kejadian buruk yang saat ini menimpa kita, bisa jadi ia hasil perbuatan kita dimasa lalu, bisa juga ujian untuk kita.

Ada beberapa orang yang saya kenal yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, ia diperlakukan sangat tidak manusiawi,beraneka kepedihan ia rasakan dalam rumah tangganya, yang pada akhirnya gagal-lah ia dalam berumah tangga. Padahal yang saya kenal mereka adalah wanita solehah, ketika masa remajanya ia wanita terhormat yang mampu menjaga diri  jauh dari pergaulan yang tidak baik. Tapi kenapa ia mengalami beraneka kepedihan dan luka dalam hidupnya, menurut hemat saya inilah cobaan hidup yang akan meningkatkan derajat ia disisi Allah SWT.

Salah satu orang tersebut saat ini sudah mampu melewati masa-masa kepedihan itu, dan pada akhirnya setelah beliau mengalami luka yang begitu sangat dalam, beliau lewati dengan bersabar dan bersandar pada Sang Pemilik Kekuatan, saat ini beliau hidupnya lebih berkelas. Dimata orang-orang sekitar beliau dihormati dan hidupnya selalu menebar manfaat. Episode-episode luka dalam hidupnya mampu ia lewati dan pada akhirnya bahagia yang ia raih. Kalau benar menjalaninya hidup ini akan berakhir bahagia, kalau belum bahagia berarti hidup ini belum berakhir.

Rosululloh sering dihina,dicaci maki, didzalimi, dan disakiti, padahal beliau tidak pernah menghina, mencaci, mendzalimi dan menyakiti orang lain. Itulah bentuk kasih sayang Allah untuk menguatkan Rasululloh SAW. Saya juga baca sejarah-sejarah parah Nabi dan orang-orang besar yang mulia pada akhir episode kehidupannya, ternyata mereka yang pada akhirnya menjadi mulia adalah mereka yang mampu melewati kepedihan dan menaklukan penderitaan.

Kalau kita ingin menjadi orang besar yang mulia, maka jangan takut menghadapi cobaan berupa penderitaan dan luka, jangan lari dari masalah karena ia yang akan mendewasakan kita, hadapi dengan tetap berserah pada Allah SWT. Berpikir positiflah kepada Allah bahwa luka ini adalah cara Allah menguatkan kita, cara Allah medewasakan kita. Semua akan baik-baik saja, Allah akan memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai dengan porsinya, tidak mungkin Allah memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya. Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang tidak mungkin Allah Dzalim kepada hamba-Nya.

Renungkan kasih sayang ayah bunda kepada anaknya yang begitu sangat luar biasa, meskipun anaknya sering mengecewakannya tapi ayah bunda tetap sayang. Siapa yang menitipkan rasa kasih sayang dihati ayah bunda? Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kecintaan Allah kepada kita melebihi kecintaan ayah bunda kepada kita. Jadi puncak dari berbakti kepada ayah bunda adalah pengabdian kita kepada Allah.

Apa yang saat ini menimpa kita baik berupa luka atau bahagia semuanya adalah kasih sayang Allah. Saat kita berbuat jahat lalu Allah berikan musibah itu adalah peringatan supaya kita kembali kepada jalan yang benar. Saat kita berbuat baik tapi Allah memberikan luka, itu semata-mata untuk menguji keimanan kita dan menguatkannya. Maha Baik Allah..

Terima kasih..

Hukum Kehidupan

Kamu sering gak bahagia?, lalu berharap ingin selalu bahagia?, memangnya sudah berapa sering kamu bikin orang lain bahagia? atau jangan-jangan malah sering membuat orang lain kecewa, bersedih, dan bahkan menderita?. Oke , baiklah, jadi begini yah, kalau harapan kita ingin bahagia tapi dalam hidup dan kehidupan ini yang selalu kita perbuat adalah mengecewakan orang lain, membuat orang lain bersedih bahkan menderita. It's Impossible. Gak mungkin banget.

Rumus kehidupan ini sederhana jika kita ingin bahagia maka bahagiakanlah orang lain, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai orang-orang sekitar dengan tulus, cintailah kehidupan maka kehidupan akan mencintai kita. Jangan berharap kehidupan akan baik sama kita kalau yang kita lakukan adalah selalu mengutuk kehidupan, selalu menyalahkan kehidupan, bahkan alam pun disalahkan. Dikasih hujan mengeluh, dikasih panas menggerutu. 

Kehidupan ini baik karena yang mengatur kehidupan ini adalah Allah yang Maha Baik, seburuk apapun peristiwa yang menimpa kita, tujuannya adalah membuat kita menjadi lebih baik.

Sekarang kita berharap kebahagiaan tapi kita sendiri mengabaikan hal-hal baik dalam hidup ini, selalu berharap mendapatkan kebaikan, tapi memperlakukan kehidupan ini tidak baik, ingin dihargai tapi tidak bisa menghargai orang lain, ingin dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain. Saya percaya, seratus persen saya percaya bahwa kalau kita sudah memperlakukan orang lain dengan baik, menghargai, mencintai dengan tulus, bahkan mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi, percayalah tidak diminta pun kehidupan akan membuat kita menjadi manusia yang dicintai.

Karena perbuatan baik dan buruk kita dicatat dengan baik oleh malaikat pencatat amal, sekecil apapun perbuatan itu dan akan dibalas dengan sempurna, tidak akan pernah keliru dan tidak akan pernah tertukar antara catatan kebaikan atau keburukan kita dengan orang lain. Kalau yang kita tanam kebaikan maka kebaikan pula yang kelak kita petik, dalam pepatah orang sunda dikatakan "Ratu tara ngahukum pamarentah tara nyiksa, anging laku lampah anu bakal jadi hakimna diri, melak cabe buah cabe, melak bonteng buah bonteng. Dina hartian melak hade buah hade melak goreng buah goreng". Intinya adalah, yang akan menghakimi kita adalah perbuatan kita, apa yang kita tanam itulah apa yang nantinya kita akan petik.

Ya kalau ingin bahagia jadilah sumber kebahagiaan untuk orang lain, mulai dari hal kecil, misalnya dengan menjadi pendengar yang baik untuk teman kita yang sedang bercerita, buat orang lain merasa penting ketika berhadapan dengan kita, atau saat jauh pun dia merasa dipentingkan, bagaimana caranya? misalnya dengan membalas chat di BBM dengan hangat dan penuh ekspresi, bukan untuk tebar pesona, tapi niatkan karena Allah ingin membahagiakan dia. Buat kita mungkin dia yang nge-bbm bukan siapa-siapa, tapi jawaban atau balasan dari kita itu akan membuat dia merasa berharga.

Bagaimana rasanya jika sapaan kita hanya dibaca tanpa dibalas? gak enak kan?, orang lain pun sama saat pesannya cuma kita baca tanpa di balas akan merasakan hal yang sama. Pandailah merasakan apa yang orang lain rasakan. Hindarilah jawabnya yang hanya kata "oh","iya" atau bahkan hanya hurup 'O", "Y". Coba tambahkan emot senyum atau hal-hal yang membuat hangat suasana chat.

Yang harus menjadi catatan adalah, kita harus menghargai orang lain, tapi kita jangan ingin dihargai. Buat orang lain merasa dirinya penting, tapi kita jangan ingin diperlakukan istimewa karena merasa menjadi orang penting. Sertai perbuatan kita dengan ketulusan hanya untuk Allah bukan untuk pencitraan.

Terima Kasih..

Jumat, 27 Maret 2015

Pilihan

Pada hakikatnya hidup ini menjalani takdir, tapi pada syariatnya hidup ini adalah pilihan. Kita menjadi apa hari ini adalah pilihan kita hari kemarin, dan kita menjadi apa esok hari tergantung pilihan kita hari ini. Kalau hari ini kita memilih hidup dengan bergelimang kemaksiatan dan bangga bercumbu dengan dosa-dosa, maka sudah pasti kesengsaraan sudah menanti di masa depan. Kalau hari ini kita sabar meski kadang ada luka, sabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, maka percayalah kebahagiaan yang pasti akan kita dapatkan.

"Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". (16: 96)

Hidup ini seperti abjad B-C-D, kalau B kita artikan Born (kelahiran), dan D kita artikan Dead (kematian), maka antara B dan D ada huruf C yang kita artikan Choice (pilihan). Maka antara kelahiran dan kematian, ditengah-tengahnya ada kehidupan yang pilihannya ada ditangan kita. Kelahiran dan kematian itu wilayahnya Allah, kita tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa dan mati mau kapan dan dengan cara apa. Tapi kita punya kehidupan yang baik dan buruknya pilihan ada ditangan kita. Pilihan yang saat ini kita ambil menentukan kehidupan kita dan nanti akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah.

Kehidupan ini menganugerahkan dua pilihan kepada kita, pilih menjadi manusia biasa atau menjadi manusia istimewa. Ibarat batu alam, ada batu koral yang harganya murah, tentu mudah sekali didapatkan karena banyak tersedia di alam, dan ada batu mulia, seperti berlian atau saat ini sedang booming batu akik seperti safir, merah delima dan lain-lain yang harganya fantastis dan tidak mudah untuk mendapatkannya. Batu koral adalah batu "biasa" dan batu berlian adalah batu "istimewa".

Pilih menjadi manusia biasa yang harganya murah dan mudah didapatkan atau menjadi manusia yang istimewa berharga, berkelas dan sulit didapatkan?. Pilihan ada ditangan kita. Tentu kita harus faham yang membedakan manusia biasa dan istimewa bukan dari fisik atau rupa seperti batu alam, tapi dari keimanan dan ketakwaan. Bukan dari warna kulit, bentuk mata atau bentuk badan tapi dari hati.

Muslim yang biasa di sepertiga malam ia akan tidur pulas dengan selimut membalut tubuhnya, atau bergadang yang tiada artinya. Tapi manusia istimewa, ia gunakan sepertiga malam itu untuk berkhalwat dengan Allah, bermunajat, bersimpuh dihadapan Allah Sang Pencipta. Air matanya untuk Allah, air mata pertaubatan atau air mata kerinduan ingin jumpa dengan Allah, tersungkur sujud dihadapan Allah. Berharap akan rohmat Allah dan takut akan adzab Allah. Orang istimewa malamnya menangis dihadapan Allah, siangnya tersenyum dihadapan manusia untuk memberi semangat dan manfaat. Orang yang istimewa diamnya adalah dzikir, ucapannya penuh dengan hikmah, perkataanya bijak tidak melukai sesama.

Anak muda yang istimewa fokus mendekatkan diri kepada Allah, hidupnya penuh prestasi bukan penuh sensasi, hidupnya terus berkarya bukan terus banyak bergaya, waktunya ia gunakan untuk meningkatkan kualitas dirinya bukan "berpacaran", #upss, he..

Hidup adalah pilihan. Allah SWT berfirman dalam surat al-Insan ayat 3 : "Sesungguhnya kami telah menunjukkannya jalan yang lurus, ada yang bersyukur (mengikutinya) dan ada pula yang kafir”. Allah menunjukan jalan yang lurus, sebagai hambanya masa iya kita tidak mau mengikutinya. Meskipun Allah memberikan kebebasan - "Dan katakanlah : kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah kafir.”( al-Kahfi : 29 )-. Tapi semua ada konsekuensinya.

Terima kasih..

Kamis, 26 Maret 2015

Cantiknya Tuh Di sini



Menurut guru saya, Pak Jamil Azzaini diri kita ini ibarat botol air dan isinya. Harga botol tergantung isi yang ada di dalamnya, kalau sebuah botol isinya air mineral, maka harganya cuma sekitar 3000 rupiah, kalau botol itu isinya diganti dengan madu berkualitas, maka harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah, dan kalau diganti dengan parfum berkualitas dunia, maka harganya bisa mencapai jutaan rupiah.

Hal itu bukan hanya terjadi antara botol dan isinya, tetapi juga antara kita dan kualitas diri kita, semua manusia boleh jadi memiliki fisik yang relatif sama, tapi yang menentukan kualitas seseorang adalah isi dalam dirinya, baik itu isi kepala berupa ilmu, wawasan atau pengetahuan. Tapi yang lebih penting dari itu adalah isi hati.

Kualitas seseorang bukan ditentukan oleh merk baju yang dia pakai, bukan pula oleh fisik yang tampan dan gagah, atau cantik dan molek, tapi oleh isi yang ada di dalamnya. Agak sedikit malu dong ketika kita pake jas bermerk internasional, tapi saat diajak diskusi gak nyambung. He.. Makanya ada sebuah pepatah yang mengatakan, “investasikan uangmu untuk leher keatas”. Maksudnya untuk isi kepala kita. Jangan pelit mengeluarkan uang untuk membeli buku, atau untuk mengikuti training atau seminar. Jangan maunya gratisan melulu, mau baca buku minjem aja terus, beda halnya kalau nonton ke bioskop rutin tiap weekend. Ditawarin training mintanya gratisan mulu.

Selain isi kepala, yang terpenting adalah isi hati. Buang penyakit-penyakit hati seperti sombong, merasa diri paling oke, iri dengki, haus pujian dan beraneka penyakit hati lainnya. Buang penyakit hati dan isi dengan hal-hal positif. “sesungguhnya Allah tidak melihat fisik atau rupamu tetapi Allah melihat hatimu”. Kalau hati kita bersih jernih itu akan nampak pada pelayanan kita dalam hidup.
Karena hakikatnya hidup ini adalah melayani, orangtua melayani anak, anak melayani orangtua, pengusaha melayani costumer, guru melayani murid, pemerintah melayani rakyat. Bagi pembicara seperti saya hidup adalah melayani peserta training, seminar atau melayani orang yang sekedar ingin curhat.

Maka dalam hidup layanilah orang di sekitar kita dengan hati yang bersih, jernih dan penuh keikhlasan. Percayalah, orang yang hatinya bersih nampak wajahnya akan bercahaya dan awet muda, karena ada kecantikan atau ketampanan yang terlahir dari dalam yang disebut dengan istilah inner beauty. Teko yang berisi kopi tidak mungkin akan mengeluarkan bajigur, ia pasti akan mengeluarkan apa yang ada di dalamnya  yaitu kopi.

Agar hati dan pikiran tetap bersih pastikan yang masuk ke dalam hati dan pikiran adalah hal-hal positif. Hindari tontonan yang tidak bermutu bahkan memadharatkan, yang mengotori pikiran dan hati, juga menambah dosa. Ketika dulu saya punya televisi –sekarang saya tidak punya televisi karena saya kasih sama orang- saya sering ikut komentar bahkan ikut jelek-jelekin artis yang lagi diberitakan kalau lagi nonton acara gosip, Astagfirulloh.. Sekarang saya sadari bahwa itu akan menambah dosa saya.

Karena itu, mari kita tingkatkan kualitas diri kita dengan memperbaiki dan meningkatkan apa yang ada di dalam diri. Percantik diri dari dalam agar dicintai sesama dan disayangi Allah.

Terima kasih..


Rabu, 25 Maret 2015

Manusia Semanis Brownies

Brownies adalah salah satu makanan favorit saya dan banyak orang, rasanya yang manis cokelat dengan tekstur yang lembut, selembut hati bidadari dunia mungkin.. hehe. Apalagi menyantapnya bersama orang tercinta duduk manis diteras sambil menikmati udara pagi dilengkapi dengan kopi atau teh hijau.
Ternyata cara membuat brownies itu relatif mudah dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan dan cara membuatnya yang tidak terlalu rumit. Untuk mendapatkan brownies yang ideal dengan tekstur yang lembut dan rasa yang nikmat kita harus tepat memberikan takaran pada setiap bahan, antara terigu, telur, cokelat bubuk, susu kental, gula dan bahan lainnya.

Nah sama halnya dengan membuat brownies yang lembut, untuk membentuk karakter diri kita pun harus seimbang memadukan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Tapi sayangnya pendidikan di Indonesia saat ini dari mulai tingkatan sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang ditonjolkan hanya kecerdasan intelektual saja.

Kalau belajar tentang hukum pidana saja tanpa memperhatikan suara hati nurani maka yang terjadi adalah nenek dipidanakan, sudah berapa banyak nenek yang dipidanakan gara-gara masalah sepele?-jika dibandingkan dengan masalah koruptor-, ada juga ibu kandung yang dipidanakan oleh anak kandungnya. Hatinya jadi keras ibarat brownies yang kebanyakan terigu.

Padahal menurut eQi (Emotion Quotient Inventory) kecerdasan intelektual hanya berperan 6% - 20% dalam keberhasilan atau kesuksesan seseorang. Yang berperan penting dalam menunjang keberhasilan seseorang adalah kecerdasan emosional. Attitude yang baik itu lebih utama daripada skill dan knowledge. Namun tidak cukup hanya sampai meningkatkan kecerdasan emosi saja, banyak orang yang sukses tapi tidak bahagia hatinya terasa hampa.

Karir yang cemerlang, uang yang banyak, mobil mewah, rumah megah, anak istri atau suami yang setia dan perhatian tidak menjamin kebahagiaan, yang berperan penting menjadikan kita bahagia adalah kecerdasan spiritual yaitu ketaatan kita kepada Tuhan.

Seimbangkan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual agar kita menjadi manusia yang ideal, seperti brownies yang lezat, nikmat manis dan lembut.

Terima kasih.



Bumi Bertasbih

Tadi pagi saat matahari mulai tersenyum menampakan diri saya menulis tentang matahari dan ketulusannya menyinari bumi. Sekarang ini saya bersama senja dan saat matahari mulai akan beranjak pergi saya ingin belajar dari bumi yang tetap tenang dan terus memberikan yang terbaik untuk kebutuhan manusia. Bumi menumbuhkan pohon-pohon, rerumputan, memberikan buah-buahan yang nikmat dan menyegarkan dan menghadiahkan bunga-bunga yang indah untuk manusia.

Meskipun tanah itu setiap hari diinjak-injak oleh kaki manusia tetap saja dia memberikan yang terindah untuk manusia. "Dan kami telah menghamparkan bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung, serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran" ( al-Hijr:19 ).

Bumi bertasbih kepada Allah, taat akan perintah Allah. Bumi menumbuhkan beraneka macam tumbuhan, adalah bentuk ketaatannya kepada Allah. 

Berbeda dengan kebanyakan kita manusia yang sering tidak arif kadang untuk berbuat baik saja harus menunggu orang lain baik dulu. Terkadang cara kita bertindak ditentukan oleh sikap orang lain kepada kita. Padahal kita lah yang bertanggung jawab atas hidup kita, bukan orang lain. 

Saya teringat dengan sebuah kisah ada dua orang ibu-ibu yang memasuki toko dan ingin berbelanja. Ternyata pelayan toko sedang badmood  sehingga tidak melayani dengan baik, malah terkesan buruk, tidak sopan dengan muka yang asem.

Ibu pertama merasa jengkel  atas pelayanan dari pelayan toko tersebut sehingga ibu itu pun tiba-tiba sama menjadi badmood dan wajahnya jadi cemberut. Beda halnya dengan ibu yang kedua cukup mengherankan ibu kedua ini tetap enjoy dan woles bahkan bersikap sopan pada penjualnya.

Ibu pertama merasa heran dan bertanya : "Mengapa ibu bersikap demikian sopan kepada pelayan yang menyebalkan itu?"

Lantas ibu kedua itu menjawab : "kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak?, kitalah penentu atas hidup kita, bukan orang lain."

"Tapi ia melayani kita dengan buruk sekali" bantah ibu pertama.

"Itu masalah dia. kalau dia mau badmood, tidak sopan, melayani dengan buruk dan lain-lain, itu tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan menentukan hidup kita, padahal diri kita yang menentukan dan bertanggung jawab atas diri kita", jelas Ibu kedua.

Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Kalau orang memperlakukan kita buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang buruk juga dan sebaliknya. Kalau orang tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit kepada kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi pelit ketika harus berurusan dengan orang tersebut. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan orang lain.

Kalau perbuatan baik kita adalah murni bentuk ketaatan kita kepada Allah maka tindakan manusia bagaimanapun tidak akan berpengaruh, karena yang hanya ada dipikirannya bagaimana supaya Allah suka, asal Allah ridho. Orang seperti ini sudah menjauh dari pencitraan. Ketika ia berbuat baik atau berprestasi tidak peduli dengan adanya tepuk tangan manusia atau tidak, tidak peduli dengan award yang diberikan manusia, karena ia hanya mengharapkan award dari Allah SWT.

Belajarlah dari bumi dari langit dari bintang-bintang dari segalanya yang semuanya bertasbih kepada Allah dan bekerja hanya karena perintah Allah. "langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun." ( Al-Isra : 44 ).

Terima Kasih.. 

Selasa, 24 Maret 2015

Senyuman Mentari

Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, demi bulan apabila mengiringinya, demi siang apabila menampakkannya, demi malam apabila menutupinya, demi langit serta pembinaannya, demi bumi serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. 
(Asy Syams : 1-10)

Tulisan ini bukan tafsiran dari surat As-Syams hanya saja saat saya menulis ini matahari baru menampakan diri seolah ia tersenyum pada saya, padahal matahari tidak tersenyum itu karena perasaan saya saja yang sedang bahagia, hehe.. iya memang begitu kalau hati sedang bahagia apapun terlihat indah siapapun kelihatan menyenangkan, beda lagi ceritanya kalau lagi bete apapun terlihat suram, melihat orang bisik-bisik dikiranya lagi ngomongin, ada orang yang menatap tajam dikiranya benci sama kita, orang sedang tertawa disangkanya ngetawain, ada orang senyum disangkanya tebar pesona, ada orang batuk aja disangkanya ngeledek.

Ternyata alam sekitar tergantung pikiran dan hati, kalau hati dan pikiran indah maka alam sekitar akan terasa romantis akan lebih peka terhadap nikmat Allah. Kicauan burung akan dirasakan seolah-olah ia bernyanyi untuk kita, kehangatan mentari pagi hari menghangatkan hati dan tubuh yang semalam kedinginan.

Kalau hati bersih pikiran jernih hikmah kehidupan pun akan bisa dirasakan apa yang dilihat semua bisa jadi ilmu. Ketika melihat dan merasakan kehangatan matahari disana kita bisa belajar dari matahari yang menyinari dunia tanpa balas jasa yang menyinari manusia tanpa pilih kasih, semua bisa menikmati sinarnya semua bisa memanfaatkan cahayanya.

Ajari hati supaya bisa meniru matahari yang menyinari tanpa pamrih dan tak pilih kasih, ajari hati agar mencintai dan mengasihi tanpa berharap balasan dan tak pilih kasih. Percayalah orang yang senantiasa memberikan kasih sayang dengan tulus tanpa pamrih ia akan selalu dirindukan, kehadirannya bisa menjadi cahaya untuk di sekitarnya.

Sayangi kasihi dengan tulus orang yang ada disekitar bahagiakanlah mereka, kalau belum bisa membuat mereka bahagia jangan membuatnya bersedih, kalau belum bisa membuatnya tersenyum jangan membuatnya menangis pandailah merasa dan ingatlah andai dia adalah kita. Kalau sesekali kita ingin berbohong sama dia bayangkan dan rasakan bagaimana rasanya dibohongi, kalau kita ingin memarahi dia bayangkan dan rasakan bagaimana rasanya dimarahi.

Teringat dengan perkataan Dale Carnegie dalam bukunya The Art of Public Speaking ia mengatakan "Jika kita ingin membimbing atau mempengaruhi orang lain kita harus menyenangkan hati mereka". ini bisa jadi bahan renungan untuk kita sebagai kaka yang tidak disayangi oleh adiknya, guru yang tidak dihormati oleh muridnya, pengurus yang tidak dihargai oleh yang diurusnya, atasan yang tidak dipatuhi oleh bawahannya, dan orang tua yang tidak disukai oleh anaknya.

Semua kembali kepada diri kita. Kalau ingin bahagia jangan mengecewakan orang lain, jangan bermimpi kita bisa bahagia kalau setiap saat yang kita lakukan hanya membuat orang lain kecewa dan sedih. Kalau ingin jadi pribadi yang dicintai belajarlah mencintai menyayangi dan mengasihi orang lain dengan tulus, belajarlah dengan membiasakan hal-hal yang terlihat sederhana tapi sangat berharga seperti senyum dan sapa, membuat orang lain merasa dipentingkan. Belajarlah dari Matahari.

Terima kasih.. 

Sabtu, 14 Maret 2015

Senyum Sandiwara

Seperti biasanya kota Tasikmalaya di malam minggu lebih rame dari malam-malam lainnya dan mungkin bukan hanya kota Tasikmalaya tapi kota-kota lainnya juga, malam itu saya duduk di sudut salah satu cafe bersama segelas teh dingin menyaksikan pemandangan yang biasa terjadi di tempat keramaian. Yaaa beberapa pasangan yang sedang asik memadu kasih atau beberapa kelompok anak muda yang menghabiskan malam minggu dengan nongkrong-nongkrong baik pria maupun wanita. Mata saya tergoda (tapi hati saya tidak) oleh  sekelompok wanita yang sedang berkumpul di salah satu meja dengan pakaian yang serba minim dan rokok ditangannya sesekali tawa mereka mengejutkan saya yang sedang melamun.

Tiba-tiba pikiran saya menerawang teringat beberapa teman saya yang penampilannya sama seperti mereka, yang hampir tiap malam keluar masuk tempat-tempat hiburan, hampir setiap malam mereka hiburan mencari kebahagiaan mencari kesenangan sampai pulang larut malam. Banyak diantara mereka yang bercerita tentang kehidupannya kepada saya karena kata mereka saya adalah pendengar yang baik dan enak diajak curhat, he..

Awal mula saya mengira bahwa kehidupan mereka sangat menyenangkan dengan fasilitas kemewahan yang mereka miliki dengan uang yang banyak bisa digunakan apa saja, ternyata tidak. Mereka mengakui selama ini hidupnya tidak bahagia jauh dari ketenangan, senyum dan tawanya hanya sandiwara untuk menutupi kesedihan dan kegelisahan hatinya, dari cerita dan cara mereka bercerita saya bisa merasakan kegelisahan yang begitu teramat dalam.

Anehnya lagi mereka juga tidak tahu penyebab kehampaan hatinya penyebab kegelisahannya selama ini, kebahagiaan bagi mereka hanya fatamorgana atau seperti pelangi yang hanya terlihat di atas kepala orang lain. Mereka kira dengan masuk tempat hiburan hatinya bisa terhibur gelisahnya bisa hilang, ternyata tidak, yang ada malah menambah keruwetan dalam hatinya. Sesekali mereka pun pergi ke tempat yang jauh ke luar kota untuk mencari kebahagiaan dan hasilnya sama kebahagiaan tidak ada disana di luar kota.

Pada akhirnya saya katakan kepada mereka "bahagia itu bukan dicari tapi diciptakan, bahagia itu bukan tujuan hidup tapi cara kita menjalani kehidupan, bahagia itu bukan ada ditempat hiburan bukan ada diluar kota tapi disini didalam hati", lalu kemudian mereka bertanya "iya, gimana caranya?", "kamu tahu siapa sang pemilik hati? Dia Adalah Allah, yaa jika kamu pengen bahagia dekati Dia, jika kita mencintai manusia maka kita harus menjaga perasaannya tapi jika kita mencintai Allah maka Allah akan menjaga perasaan kita"

Yaa memang benar Allah lah yang menjadi sandaran untuk kebahagiaan kita bukan harta bukan tahta bukan kemewahan duniawi, kalau kita mencari kebahagiaan pada materi jangankan kita bintang film sekaliber Robin Williams pun tidak menemukan kebahagiaan pada uangnya, popularitasnya, harta kemewahannya. Harta dan popularitasnya pada akhirnya yang membawa dia kepada kematian yang mengenaskan, tepat 11 Agustus 2014, Robin Williams, seorang aktor serbabisa peraih beraneka macam penghargaan  di dunia perfilman Hollywood meninggal dunia, tragisnya dia meninggal dunia dengan bunuh diri. Robin Williams bunuh diri karena ia mengalami depresi berat.

Pada akhirnya hidup ini bukan tentang harta, tahta dan kemewahan lainnya bukan tentang dunia dan isinya bukan tentang popularitas tapi tentang ada dan tidaknya Allah dalam hati kita. Karena Dia lah sumber dari segala sumber kebahagiaan, dan bahagia bersama Allah adalah bahagia yang hakiki. Kalau kita baru dapat mobil mewah bisa jadi bahagia tapi bahagianya cuma beberapa bulan, kita dapat pacar baru atau istri baru bisa jadi bahagia tapi bahagianya hanya beberapa bulan, kita dapat undian berhadiah bisa jadi kita bahagia tapi bahagianya tidak akan bertahan lama. Tapi ketika kita bahagia bersama Allah maka bahagianya dunia sampai akhirat.

Terima kasih..


Rabu, 11 Maret 2015

Kambing Hitam

Ketika ada masalah kita sering menyalahkan orang lain dan mencari kambing hitam padahal kambing yang paling hitam adalah diri kita sendiri, kenapa kita tidak belajar dari kisah Nabi Adam AS. yang diusir oleh Allah dari surga lantaran memakan buah terlarang atas bujuk rayu iblis, kita belajar bagaimana Nabi Adam bermunajat "Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi". Nabi Adam menyalahkan dirinya sendiri ia tidak menyalahkan iblis.

Lalu kemudian kita juga bisa belajar dari kisah Nabi Yunus beliau bermunajat “Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang dholim”. Nabi Yunus mengakui bahwa dirinya dholim mengakui kesalahannya sendiri ia tidak meng-kambing hitam-kan kaumnya yang tidak mau mengikuti nasihatnya yang tidak mau beriman kepada Allah SWT atas ajakan Nabi Yunus. 

Lalu bagaimana dengan kita yang ketika mengalami masalah, ketika menderita selalu mencari kambing hitam mencari orang untuk disalahkan atau sesuatu yang bisa menjadi alasan. Dan perlu kita sadari bahwa tidak ada satu orang pun yang ingin disalahkan, penjahat sekaliber Alcapone dan Crowley pun ia tidak mau disalahkan oleh orang lain. Jadi apa gunanya menyalahkan orang lain? apakah dengan menyalahkan orang lain bisa menyelesaikan masalah? tentu tidak. Saat ada masalah lalu kita menyalahkan orang lain disitulah kita sedang membuat masalah baru, membangun masalah diatas masalah.

Yang terpenting bagi kita saat ada masalah adalah introspeksi diri dan berserah kepada Sang Pencipta yang menggenggam langit dan bumi, ingat berserah bukan menyerah, menyerah itu kalah berserah itu tawakal, tawakal itu syahdu romantis bersandar kepada Sang Pemilik kekuatan yang tiada terbatas memohon kekuatan kepada Sang Pemilik Kekuatan yang terkuat. Allohuakbar.... hadirkan kebesaran Allah dalam hati kita maka semuanya selain Allah akan kecil, masalah sebesar apapun itu kecil jika ada Allah Yang Maha Besar dihati kita.

Malu sama Allah malu juga sama diri sendiri jika kita selalu menyalahkan orang lain, pengecut namanya jika selalu menyalahkan orang lain jika ada masalah menimpa diri sendiri. Saya percaya kita tidak ada yang mendapatkan masalah seberat Nabi Yunus yang ditolak dakwahnya kemudian lari lalu dikegelapan malam dan dikegelapan dasar lautan ia dimakan ikan - kalau Nabi Yunus dimakan ikan kalau kita mah ikan dimakan sama kita. hee- dalam perut ikan Nabi Yunus terus bertasbih kepada Allah bermuhasabah atas kedholiman diri sendiri dan bermunajat seraya mohon ampun kepada Allah.

Intinya saat masalah menyapa kita introspeksi diri, perbaiki diri bertaubat dan berserah kepada Allah, masalah belum selesai pun ketenangan sudah pasti kita dapatkan saat berserah kepada Sang Maha Pencipta. "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan kasih jalan keluar dan  rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka ". Rezeki tidak selalu identik dengan uang, rezeki yang akan pertama kita dapatkan saat bertakwa adalah ketenangan dan kebahagiaan.

Terima kasih..

Selasa, 10 Maret 2015

Yang Terlupakan

Bangunan yang kokoh dan megah terbuat dari bahan-bahan yang kecil seperti pasir, batu bata dan semen yang diaduk dan dikombinasikan, sehingga kombinasi yang apik akan membuat bangunan yang kokoh dan megah. Hidup kita pun tak akan kokoh bila mengabaikan hal-hal kecil, iyaaa hal-hal kecil yang selama ini kita anggap remeh padahal bukan remeh da kalo remeh kan dari nasi yang kalau makan belepotan .. Hahahaa woleess hadirin..

Hal-hal kecil yang sering dilupakan dalam pergaulan misalkan ucapan kata terima kasih, sekecil apapun jika orang lain melakukan kebaikan, yang membuat kita senang, maka ucapkan kata terima kasih, saat di pom bensin misalkan, di kasir pusat perbelanjaan, kepada tukang parkir, kepada teman yang bersedia mendengarkan curhatan kita atau kepada orang yang meluangkan waktunya untuk melayani chat kita di bbm dan lain-lain. Mungkin untuk kita hal itu dianggap kecil, tapi bisa jadi untuk orang lain itu adalah sangat berharga. Oiaa..jangan lupa lengkapi ucapan terima kasih Kamu dengan senyuman manis yang menyejukan hati siapapun yang melihatnya.. senyum itu gampang loh gak pake bayar, malahan bisa bikin kita sehat membuat awet muda dan jadi ibadah tentunya, makanya jangan mahal-mahal buat senyum yaa entar cepet tua loh Hehe

Selain ucapan terimakasih dan senyum juga, jangan lupa ucapkan kata tolong saat hendak meminta orang lain untuk melakukan sesuatu, agar orang yang bersangkutan tidak merasa kita suruh, tapi ia merasa sedang menolong kita. Dan ucapkan kata maaf  untuk sesuatu yang membuat orang lain kurang nyaman, marah, tersinggung dan hal-hal buruk lainnya sekecil apapun itu.

Sekecil apapun perbuatan baik yang dilakukan itu akan menjadi tabungan energi positif untuk kita, yang suatu saat kita perlu untuk mencairkan tabungan energi positif itu. Sekecil apapun itu akan dicatat oleh malaikat pencatat amal, dan akan dibalas dengan sempurna. Karena tidak ada perbuatan yang tidak akan terbalaskan. Bisa jadi yang saat ini membuat kita bahagia adalah karena kita pernah membahagiakan orang lain, dan saat ini kegelisahan atau kesedihan yang dialami karena pernah membuat orang lain gelisah dan sedih.

Hari ini banyak orang ingin dicintai, tapi tidak mau belajar bagaimana agar pantas dicintai, salah satu proses belajar agar kita dicintai adalah mulai dengan membuat orang lain nyaman dan senang kepada kita. Salah satu yang membuat orang lain nyaman dan senang adalah membuat orang lain merasa diakui dan dihargai. Mulai dengan hal yang sederhana dan hal-hal kecil, ingat bangunan yang kokoh dan megah berasal dari sesuatu yang kecil dan sederhana.

Terima kasih dan I Love You :)

Senin, 09 Maret 2015

Garis Kehidupan

Pernah melihat diruang ICU monitor yang ada tampilan seperti sandi rumput? yaa itulah Lifeline dimana ada garis naik dan turun, kalau garisnya naik turun berarti pasien masih hidup detak jantungnya masih ada, tapi kalau garisnya sudah lurus horizontal berarti detak jantungnya sudah berhenti dan pasiennya sudah meninggal dunia.. Innalilahi wainailaihi roji'un..

Sama halnya dengan kehidupan kita naik turun  kadang sedih kadang bahagia, kadang suka kadang duka, kadang susah kadang senang, kadang berada dibawah kadang berada diatas, itulah romantika kehidupan kalau kita merasakan hal itu berarti kita masih hidup. Luka dan bahagia adalah dua hal yang akan dirasakan selama kita hidup, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana menyikapi dinamika kehidupan tersebut agar luka menguatkan dan bahagia menyehatkan. Karena terkadang kebanyakan dari kita saat ada luka menyapa selalu merasakan penderitaan, luka seolah-olah adalah musuh, luka seolah-olah datang dengan wajah yang seram menakutkan padahal luka tidak ada bedanya dengan kebahagiaan kalau selalu dilihat dengan sudut pandang positif, luka adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya. Guru saya pernah mengatakan "Kalau kamu dikasih musibah oleh Allah itu tandanya Allah kangen sama kamu, Allah kangen mendengar rintihan kamu, Allah kangen do'a-do'a kamu.".. kata-kata guru saya lembut tapi seolah menampar saya, benar apa yang dikatakan guru saya, saya sering datang sama Allah ketika saya luka ketika saya sakit ketika saya menderita tapi ketika saya merasakan kebahagiaan terkadang saya lupa untuk bersyukur lupa untuk datang sama Allah.. Astagfirulloh...

Kalau kita sikapi luka dan bahagia dengan positif maka semuanya akan jadi ladang amal untuk kita, saat luka datang terima dengan ikhlas sabar dan pasrah sama Allah, itu akan menguatkan kita. Pun saat bahagia datang sikapi dengan syukur dan yang terpenting dari hidup bukan seberapa banget kita bahagia, tapi seberapa besar peranan kita untuk menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain.

Naik turunnya kehidupan kita baik perasaan atau finansial itu bukan masalah karena itu ciri dari kehidupan. Hidup tidak selamanya datar tidak selamanya lurus-lurus saja, mungkin akan membosankan kalau hidup datar-datar saja. dan kalau memang benar saat ini hidup kita datar coba cari atau bikin tantangan baru supaya kita bertumbuh karena ciri mahluk hidup adalah mengalami pertumbuhan. dan teruslah bergerak! tubuh pun kalau ingin sehat harus banyak bergerak jangan diam saja, bergerak untuk meningkatkan kualitas diri agar berpindah kepada situasi atau posisi yang lebih berkelas dan bermartabat, bergeraklah untuk menebar manfaat bukan bergerak untuk menebar kesombongan.

Life must go on, jalani saja, luka dan bahagia pasti akan ditemui dalam perjalanan kehidupan. Semuanya akan baik-baik saja asal  disikapi dengan baik, hidup itu mudah kalau kita tahu rumusnya. Diantara rumus kehidupan adalah, jangan terlalu memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan, jangan melakukan hal-hal yang tidak perlu dilakukan, jangan mengurusi hal yang bukan urusan kita, jangan banyak mengeluh hidup untuk dijalani bukan dikeluhkan, tapi kalau sekiranya dengan mengeluh bisa menyelesaikan masalah, silahkan mengeluh!. dan selamat menjalani kehidupan.


Minggu, 08 Februari 2015

Pamer Luka

"Memamerkan luka hati di facebook,twitter sama dengan terpeleset jatuh kemudian nyuruh orang-orang nonton, selain diketawain, gak ditolong." (Rindu Ade)

Rasululloh SAW bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka katakan yang baik atau diam" . Rukun iman semuanya ada enam ; Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Rosul Allah, Hari akhir, Qodo dan Qodar. Dalam hadits diatas hanya disebutkan iman kepada Allah dan Hari akhir, tidak disebutkan ke empat rukun iman yang lainnya. Disini menegaskan bahwa perkataan yang baik atau pun yang jelek, semua akan dipertanggung jawabkan oleh Allah nanti pada hari akhir yaitu hari pembalasan, terkadang kita menganggap remeh terhadap perkataan seolah-olah perkataan yang kita anggap sederhana itu tidak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah pada hari akhir.

Perkataan seseorang menunjukan kualitas diri orang tersebut ibarat teko yang berisi kopi maka kalau dituang ia akan mengeluarkan kopi, perkataan yang baik dan tulus itu keluar dari pribadi yang baik. Dan pribadi yang buruk ia akan mengeluarkan perkataan yang buruk, hinaan, caci maki, cemoohan, celaan, keluhan dan beraneka macam keburukan lisan yang bisa menyakiti orang lain.

Lidah lebih tajam daripada pedang, luka fisik itu mudah disembuhkan, tapi tidak dengan luka hati. Penyebab kebanyakan dari luka hati adalah perkataan yang menyakiti, dan ternyata perkataan yang keluar dari mulut kita bukan hanya bisa menyakiti orang lain tapi bisa menyakiti diri kita sendiri, yaa KELUHAN itu akan menyakiti diri sendiri.

Di era teknologi yang kian maju ini dimana hampir setiap orang memliliki akun media sosial baik itu Facebook, twitter, path, dan lain-lain dan saya rasa hadis yang tadi diatas relevan jika digunakan untuk jadi rambu-rambu dalam kita menulis di status media sosial, "tulis yang baik atau diam". Tulisan kita di media sosial merupakan batu nisan kita, ketika nanti meninggal dunia tulisan di status media sosial akan tetap bisa dibaca orang lain, apakah kita mau dikenang sebagai seorang pengeluh, tukang caci maki?


Saat kita punya masalah tidak perlu dipamerkan merasa diri paling menderita se-dunia, saat ada teman yang berkomentar terkadang kita katakan dengan nada nyolot "lu gak akan pernah bisa merasakan apa yang gue rasa, lu tau apa tentang hidup gue" hmmmmm... so what gitu.
Padahal saya yakin setiap orang pernah punya masalah tapi ada yang bisa menjaga perasaan, sehingga seberat apapun masalahnya ia tetap tampil elegan, karena bahagia dan tidaknya seseorang semata-mata adalah hasil dari kemampuan mengolah rasa.

Menuliskan luka di status media sosial hanya akan membuat luka itu awet karena terlalu mendramatisir keadaan, dan pastinya orang gak bakalan simpati. Pengeluh itu ia akan cenderung dijauhi karena orang akan bosan mendengar keluhan, keluhan itu susunan kata yang berbaris membentuk kalimat yang negatif dan tidak enak didengar.

Teringat dengan pernyataan Mba Rindu Ade : "bahagia dan tidak bahagia sangat tergantung dari bagaimana saya mengolah rasa, dan dewasa tidak dewasanya saya tergantung seberapa jauh saya mampu mentertawakan luka saya". beliau menertawakan luka, berarti baginya luka adalah sesuatu hal yang lucu mungkin. Tapi kalau dipikir-pikir sih iya juga, karena luka itu mendewasakan kita dan membuat kita kuat jadi ketika ada luka menghampiri peluklah ia dengan cinta, karena luka membuat kita dewasa.

Terima kasih..