Senin, 06 April 2015

Hukum Kehidupan

Kamu sering gak bahagia?, lalu berharap ingin selalu bahagia?, memangnya sudah berapa sering kamu bikin orang lain bahagia? atau jangan-jangan malah sering membuat orang lain kecewa, bersedih, dan bahkan menderita?. Oke , baiklah, jadi begini yah, kalau harapan kita ingin bahagia tapi dalam hidup dan kehidupan ini yang selalu kita perbuat adalah mengecewakan orang lain, membuat orang lain bersedih bahkan menderita. It's Impossible. Gak mungkin banget.

Rumus kehidupan ini sederhana jika kita ingin bahagia maka bahagiakanlah orang lain, jika ingin dicintai maka belajarlah mencintai orang-orang sekitar dengan tulus, cintailah kehidupan maka kehidupan akan mencintai kita. Jangan berharap kehidupan akan baik sama kita kalau yang kita lakukan adalah selalu mengutuk kehidupan, selalu menyalahkan kehidupan, bahkan alam pun disalahkan. Dikasih hujan mengeluh, dikasih panas menggerutu. 

Kehidupan ini baik karena yang mengatur kehidupan ini adalah Allah yang Maha Baik, seburuk apapun peristiwa yang menimpa kita, tujuannya adalah membuat kita menjadi lebih baik.

Sekarang kita berharap kebahagiaan tapi kita sendiri mengabaikan hal-hal baik dalam hidup ini, selalu berharap mendapatkan kebaikan, tapi memperlakukan kehidupan ini tidak baik, ingin dihargai tapi tidak bisa menghargai orang lain, ingin dimengerti tapi tidak mau mengerti orang lain. Saya percaya, seratus persen saya percaya bahwa kalau kita sudah memperlakukan orang lain dengan baik, menghargai, mencintai dengan tulus, bahkan mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi, percayalah tidak diminta pun kehidupan akan membuat kita menjadi manusia yang dicintai.

Karena perbuatan baik dan buruk kita dicatat dengan baik oleh malaikat pencatat amal, sekecil apapun perbuatan itu dan akan dibalas dengan sempurna, tidak akan pernah keliru dan tidak akan pernah tertukar antara catatan kebaikan atau keburukan kita dengan orang lain. Kalau yang kita tanam kebaikan maka kebaikan pula yang kelak kita petik, dalam pepatah orang sunda dikatakan "Ratu tara ngahukum pamarentah tara nyiksa, anging laku lampah anu bakal jadi hakimna diri, melak cabe buah cabe, melak bonteng buah bonteng. Dina hartian melak hade buah hade melak goreng buah goreng". Intinya adalah, yang akan menghakimi kita adalah perbuatan kita, apa yang kita tanam itulah apa yang nantinya kita akan petik.

Ya kalau ingin bahagia jadilah sumber kebahagiaan untuk orang lain, mulai dari hal kecil, misalnya dengan menjadi pendengar yang baik untuk teman kita yang sedang bercerita, buat orang lain merasa penting ketika berhadapan dengan kita, atau saat jauh pun dia merasa dipentingkan, bagaimana caranya? misalnya dengan membalas chat di BBM dengan hangat dan penuh ekspresi, bukan untuk tebar pesona, tapi niatkan karena Allah ingin membahagiakan dia. Buat kita mungkin dia yang nge-bbm bukan siapa-siapa, tapi jawaban atau balasan dari kita itu akan membuat dia merasa berharga.

Bagaimana rasanya jika sapaan kita hanya dibaca tanpa dibalas? gak enak kan?, orang lain pun sama saat pesannya cuma kita baca tanpa di balas akan merasakan hal yang sama. Pandailah merasakan apa yang orang lain rasakan. Hindarilah jawabnya yang hanya kata "oh","iya" atau bahkan hanya hurup 'O", "Y". Coba tambahkan emot senyum atau hal-hal yang membuat hangat suasana chat.

Yang harus menjadi catatan adalah, kita harus menghargai orang lain, tapi kita jangan ingin dihargai. Buat orang lain merasa dirinya penting, tapi kita jangan ingin diperlakukan istimewa karena merasa menjadi orang penting. Sertai perbuatan kita dengan ketulusan hanya untuk Allah bukan untuk pencitraan.

Terima Kasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar