Selasa, 19 Mei 2015

The Power of Do'a

Tidak ada hal yang yang akan memberikan kedamaian, kebahagiaan dan kekuatan kepada kita selain dari ketaatan kita kepada Allah Tuhan semesta alam. Semua masalah selalu ada solusi dan dari sekian banyak masalah dan sekian banyak solusi, tidak ada solusi yang lebih dahsyat kecuali segalanya kita kembalikan kepada Allah Tuhan semesta alam, karena Dia lah sumber dari segala sumber kekuatan, Dia lah yang mampu memberikan kedamaian dan kebahagiaan yang hakiki dalam hidup ini.

Saat kita inginkan mobil atau rumah mewah, lalu kemudian kita mendapatkan mobil dan rumah mewah tersebut pasti kita bahagia, tapi bahagianya hanya beberapa bulan saja, dibulan-bulan berikutnya kita akan merasa biasa dengan mobil dan rumah mewah tersebut. Tapi ketika kita mampu merasakan kehadiran Allah dalam hati pada masa sulit atau pun lapang, hati akan tetap tenang. Saat kita memiliki barang-barang berharga maka kita akan menjaga barang-barang tersebut, tapi ketika kita memiliki hati yang di dalamnya  mampu merasakan kehadiran Allah, maka kita yang akan dijaga oleh keyakinan itu.

Orang-orang yang beriman kepada-Nya mengetahui bahwa penangkal segala kecemasan dan kegalauan adalah dengan berserah kepada-Nya, memohon dan meminta pertolongan kepada-Nya karena Dia Sang Maha pencipta yang memiliki kekuatan tak terbatas yang merespon saat diminta. memohon segala sesuatu kepada-Nya yang sering kita ungkapkan lewat lantunan do'a-do'a kita akan memberikan energi yang paling kuat pada diri kita.

Do'a adalah langkah pertama menuju tindakan. Do'a akan mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Bahkan dalam Hadits dikatan bahwa "“Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi). Do'a adalah solusi dari setiap masalah. Bukan dengan melihat masalahnya lalu memperdebatkan dan membesar-besarkan nya, hal itu hanya akan membuat diri kita terbelenggu oleh masalah. Allah minta kepada kita untuk senantiasa berdo'a dan sabar berserah pada-Nya.

Sesungguhnya Allah berfirman: "Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya jika ia berdo'a kepada-Ku.". Percayalah dengan do'a-do'a yang kita lantunkan semuanya akan dijawab oleh Allah bahkan Dia akan menjawab lebih dari yang kita pinta, karena yang lebih tahu tentang kebutuhan kita adalah Dia Sang Maha Pencipta.

William james, seorang pelopor psikologi asal Amerika serikat pernah mengungkapkan dalam tulisannya; "Keimanan adalah  salah satu kekuatan yang mendorong manusia hidup, dan ketiadaan keimanan berarti kehancuran."

Terima kasih dan tetaplah berdo'a !

Senin, 18 Mei 2015

Stop Mencela Dosa Orang Lain

Tugas kita dalam hidup ini adalah terus memperbaiki diri dan mengajak orang lain disekitar kita untuk berbuat baik. Mengurusi kejelekan orang lain bahkan sampai menghakiminya itu bukan tugas kita. Kalau diri ini disibukan dengan mengurusi dosa dan kejelekan orang lain terkadang lupa terhadap dosa dan kejelekan diri sendiri. Siapapun yang berbuat maka ia akan dihakimi dengan perbuatannya tersebut, jangan terlalu sibuk mengurusi yang bukan urusan kita, jangan terlalu sibuk memikirkan yang seharusnya tidak kita pikirkan.

Bahkan dalam memberikan nasehat pun harus berhati-hati, luruskan niat, menasehati itu harus dilandasi dengan keikhlasan, ketulusan dan kasih sayang dari dalam hati. Saat nasehat kita diterima dan memberikan dampak yang baik bagi dia yang kita nasehati itu semata-mata karena Allah yang telah membukakan hatinya, jangan pernah merasa hebat karena kita telah memberikan nasehat dan membuat dia berubah dengan nasehat kita.

Dan waspadalah, kita akan diuji dengan apa yang kita nasehatkan. Kalau kita menasehatkan tentang kesabaran maka suatu saat Allah akan menguji kesabaran kita. Nasehatkan tentang pacaran maka suatu saat kita pasti akan diuji dengan hal itu. Ada orang yang dulunya anti pacaran, ia nasehati kiri kanan orang-orang untuk tidak berpacaran, lalu kemudian Allah uji dia dengan yang ia nasehatkan, dan pada akhirnya tidak sedikit yang tidak lulus dengan ujiannya, yang dulunya dia "penasehat" untuk orang pacaran, di kemudian hari ia menjadi "pelakunya".

Yang salah bukan nasehatnya, tapi hati yang terkadang bengkok dalam memberikan nasehat, kadang tercampur dengan kesombongan merasa diri suci, terkadang kita merasa diri sedang menasehati padahal sedang menghakimi, mencela bahkan mencaci. Dan ini harus lebih waspada lagi, benar-benar harus waspada, karena Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang menjelekkan saudaranya dengan dosa (yang pernah diperbuatnya), maka orang tersebut tidak akan mati sebelum melakukan dosa tersebut. (HR. Tirmidzi)"

Berhentilah menjelek-jelekan saudara kita yang berbuat dosa, kita tidak boleh menjelek-jelekkan dia yang berbuat dosa bukan karena siapa dia, tapi karena siapa kita. Mencela tidak akan memberikan kebaikan. "Maukah  kalian aku tunjukan sesuatu, jika kalian mengerjakannya, maka akan timbul rasa saling mencintai diantara kalian. Yaitu sebarkanlah salam (HR. Muslim)". Inti dari kalimat salam adalah do'a.

Yang paling dibutuhkan saudara kita adalah do'a, dan do'a yang baik akan kembali kepada diri kita sendiri. Dan berikan nasehat bila perlu, dengan nasehat yang elegan, nasehat yang timbul dari ketulusan hati yang penuh dengan kasih sayang. Yang paling pas dalam memberikan nasehat adalah berbagi pengalaman dan berbagi ilmu.

Terima Kasih..